Pada mesin motor Yamaha, teknologi silinder yang sering ditonjolkan adalah DiAsil, atau Die casting Silinder atau antara bahan Almunium dan Silikon dicampur menjadi satu dan dan pada proses akhir silikon dikonsentrasikan pada permukaan silinder agar permukaan silinder menjadi lebih keras.
Sedangkan pada mesin motor Suzuki, teknologi silindernya lebih dikenal dengan teknologi SCEM atau Suzuki Composite Electrochemical Material. Cara pembuatan SCEM berbeda dengan Diasil milik Yamaha, pada SCEM pengerasan silinder dengan bahan Silikon hanya pada permukaan silindernya saja, sedangkan rumah silinder masih menggunakan almunium.
Ada beberapa keunggulan dari DiASil dan SCEM yang tidak dimiliki oleh silinder besi baja, diantaranya:
1. Transfer panas lebih baik, karena bahan silinder dan blok mesin sama - sama dari almunium.
2. Berat silinder lebih ringan, karena terbuat dari almunium yang permukaannya dikeraskan.
3. Lebih awet dan ekonomis, karena pengerasan silinder oleh silikon lebih kuat dari liner besi baja.
4. Permukaan silinder lebih licin dan pelumasan pada silinder lebih baik jika dibandingkan dengan liner besi.
Untuk silinder dengan sistem Spiny Sleeve yang di pakai pada motor Honda. Silinder tetap menggunakan liner besi baja, tetapi untuk menjaga agar penghantaran panas pada silinder lebih baik, maka liner silinder dibuat seperti kulit jeruk, hal ini juga menjaga agar liner besi baja tidak terjadi kerenggangan dengan blok mesin karena pemuaian yang diakibatkan panas mesin.
Dengan uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pengembangan teknologi tidak selamanya berakibat semakin mahalnya biaya produksi motor. Contohnya pada silinder DiASil dan SCEM menjadikan silinder lebih baik, awet dan ekonomis.